Selamat dateng e blog-ga Oreng Madura "Blog-M" [Learn, Share, and Serve for Madura]

Sabtu, 15 Mei 2010

Ketoprak, Lundruk, Adjhing, teater rakyat di tengah perkembangan zaman

Malam minggu tak sengaja buka radio streaming RRI sumenep pro 1, eh ternyata lagi programnya kesenian ludruk berbahasa Madura, iseng-iseng saya coba dengarkan sejenak, wah, menarik juga ternyata. hayalan saya tentang tingkah laku pemainnya dan rasa keingin tahuan saya tentang apa itu ludruk mulai muncul di pikiran, tanpa buang waktu saya coba browsing, eh ternyata saya lupa kalau di laci meja ada buku tentang "Aneka Ragam Kesenian Sumenep" ternyata ada penjelasan tentang ludruk itu sendiri. Berikut isi dari buku tersebut mengenai ludruk atau adjhing (dalam bahasa Madura):

Ludruk atau ketoprak adalah pertunjukan tater musikal tanpa topeng, terminologi yang digunakan berubah-ubah. lodruk atau ketoprak berasal dari bahasa jawa.

Di jawa istilah ketoprak saat ini mengacu pada suatu jenis pertunjukan teater musikal tanpa topeng, yang menggabungkan narasi dan nyanyian serta diiringi musik gamelan.
ketoprak terdapat di seluruh pulau jawa, tetapi konon berasal dai daerah Jawa Tengah. Menurut suatu hipotesis asal-usulnya adalah "raket" yaitu suatu jenis pertunjukan pendek tanpa topeng yang pada mulanya berdasarkan nyayian dan tarian sewaktu menumbuk padi. Namun kira-kira pada abad ke 14 dijadikan tarian keraton. dan pada abad ke 19 ketoprak muncul sebagai genre pertunjukan teater tersendiri.

Menurut sebagian besar penulis, istilah ketoprak diperkirakan dari tiruan bunyi " prak, prak,prak" tiruan bunyi lesung yang digunakan sebagai pemberi isarat dalam pertunjukan teater dan tari.

Ludruk, teater musikal tanpa topeng, hanya terdapat di daerah jawa timur yang berasal dari Surabaya. ludruk berasal dari badoot dan ludrug, yakni tari duet yang salah satu penarinya berbusana perempuan. dalam istilah moderen badoot adalah pelawak.

Istilah lainnya dari ludruk itu sendiri adalah adhjing, yaitu genre drama madura yang paling awal, yang konon mendahului ludruk di madura. keberadaan adhjing di madura di masing-masing daerah mempunyai arti yang berbeda, menurut penduduk daerah Sumenep adhjing adalah pertunjukan yang bersifat doa pembawa kebaikan atau keagamaan yang diaminkan sekelompok laki-laki dan diiringi musik saronen.

Nah, dengan penjelasan tadi saya baru tahu, kalau ludruk di Madura tidak jauh berbeda dengan ludruk atau ketroprak yang ada di Jawa, hanya istilah nya yang berbeda, namun ada perbedaan mendasar yaitu pada pertujukannya, jika di pulau jawa untuk menghibur, ternyata di Madura untuk prosesi selamatan. ehm,,, betapa kanyanya budaya kita... bravo Madura

Eits, namun ada hal yang perlu saya tanyakan, masihkah anak muda zaman sekarang peduli terhadap kekayan budaya yang kita miliki ini?! tentunya ini kembali pada diri masing-masing.

1 komentar:

  1. :) saporanah... manabi ngutip dari buku otaba literatur laenna, sae epon elengkapi ban nyama, taon terbit, judul bukuna, kota tor penerbitda... rujukan gapaneka tanto lebbi amanfaat manabi lengkap... mator sakalangkong:)

    BalasHapus